Review Buku: The Silent Patient - Pelukis Bisu
Judul : The Silent Patient - Pelukis Bisu
Penulis : Alex Michaelides
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2019
Cetakan ke : Pertama
ISBN : 9786020633909
Blurb
Suatu malam, terdengar bunyi tembakan dari rumah pasangan Gabriel dan Alicia Berenson. Ketika polisi masuk, Gabriel ditemukan tewas tertembak lima kali di wajah dengan posisi terikat di kursi. Alicia berdiri di depan suaminya. Senjata api tergeletak di lantai.
Alicia membisu. Ia tak menjawab satu pertanyaan pun. Ia tetap diam ketika dituduh membunuh Gabriel. Alicia tetap bungkam sewaktu ditahan, tidak menyangkal atau mengaku. Ia tak pernah bicara lagi.
Alicia tetap membisu––tapi menyatakan satu hal, dengan lukisan potret diri. Ia memberi judul di sudut kiri bawah kanvas, dengan huruf-huruf Yunani biru terang.
Review
Buku ini merupakan pemenang Goodreads Choice Award 2019 kategori Misteri dan Thriller, sebagai penggemar genre ini saya penasaran dengan novel ini. Blurb pada bukunya menambah rasa keinginan membaca buku ini, ide menarik dan premis yang jarang kutemui dan kubaca, apalagi di dalam novel ini ternyata memuat bahasan psikologi dan konseling.
Cerita dimulai dari sebuah kasus pembunuhan dan pelakunya ditangkap, tetapi alih-alih dipenjara, pelakunya malah dikirim ke unit psikiatri karena satu hal yang kurasa cukup membantu pelaku.Novel ini berpusat pada proses penyembuhan Alicia, si pelaku yang berupa konseling dan psikoterapi di unit tersebut.
Uniknya, sesuai yang kalian baca di bagian blurb-nya, kalau Alicia dalam kasus ini, tidak berbicara sama sekali tanpa ada yang mengetahui penyebabnya. Kasus ini menarik perhatian dan keingintahuan Theo, seorang psikoterapis yang penasaran dengan kondisi psikologis Alicia selama menjalani harinya dan sebelum kasus ini terjadi. Kalian akan mendapatkan cerita menarik juga dari kehidupan Theo.
Bagian awal alur cerita cenderung datar dan kurang memainkan emosi pembaca, sehingga dapat menimbulkan rasa bosan, apalagi disajikan cerita dengan minim dialog. Alur cerita yang fokus pada masa kini, tetapi beberapa keadaan diceritakan masa lalu si tokoh, entah Alicia dan Theo. Novel ini dinarasikan oleh Theo, tetapi ada beberapa part dari sudut pandang Alicia, sangat menarik menggabungkan kedua sudut pandang ini.
Seiring waktu, kau akan kehilangan kontak dengan asal-muasal traumamu, menjauhkan akar-akar penyebabnya, lalu melupakannya. Tapi suatu hari, semua luka dan amarah akan meledak, seperti api dari perut naga. - halaman 315
Ada beberapa hal yang kusuka dari pendeskripsian dan penerjemahan novel ini adalah penggambaran lukisan di dalamnya, dapat kita imajinasikan tanpa berpikir ribet bahkan detail yang digambarkan bisa kita rasakan. Hal lainnya juga adalah unsur psikologi di dalam novel ini sangat kental, terutama bahasan psikoanalisis dan proses psikoterapi yang dilalui Alicia.
"Kami terdorong menekuni profesi unik ini karena diri sendiri yang rusak, kami pelajari psikologi untuk menyembuhkan diri." - halaman 25
Novel misteri dan thriller kurang seru tanpa plot twist, bagaimana dengan novel ini?
Sebenarnya twist di dalam novel ini sudah dapat kudeteksi di awal karena pernah mendapatkan model penceritaan seperti ini, tapi tetap seru untuk diikuti. Penulis sangat cerdas memainkan struktur cerita menjadi sebuah plot twist.
Novel ini sangat cocok dibaca untuk penggemar misteri thriller di bagian awal sulit merasakan emosi tokoh karena alurnya cukup datar dan kurang menantang tensi membaca, tapi setelah bagian akhir saya sudah dapat merasakan emosi antara Theo dan Alicia sebagai pasien terapinya.
Novel ini juga menarik untuk kalian mahasiswa psikologi yang baru belajar psikonalisis dan konseling psikoterapi.
Rating dari saya adalah 4.5 bintang.
0 Comments:
Posting Komentar